Kamis, 20 Oktober 2016

BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA

BAHASA INDONESIA
DENGAN BERBAGAI RAGAMNYA


A.    PENTING ATAU TIDAKNYA BAHASA INDONESIA
Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, budaya, dan susastra.
1.      Dipandang dari Jumlah Penutur
Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga Indonesia. Bahasa pertama yang dikuasai seseorang adalah bahasa daerah. Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah.
Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu” tidak besar jumlahnya. Apabila kita memandang bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu”, bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju pada masalah “bahasa ibu”. Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Penutur bahasa Indonesia lebih dari 240 juta orang ditambah dengan penutur-penutur yang berbeda di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahsa bahasa Indonesia sangat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.
2.      Dipandang dari Luas Penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur. Penutur bahasa Indonesia telah tersebar dari Sabang sampai Merauke. Daerah ini masih harus ditambah dengan daerah-daerah lain, sperti Australia, Belanda, Rusia, dan Jepang. Luas penyebaran ini dapat dilihat pula pada beberapa universitas di luar negeri yang membuka jurusan Bahasa Indonesia. Keadaan daerah penyebaran ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.
3.      Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Susastra
Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya, dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidaknya bahasa tersebut. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana ilmu dipakai pada saat menulis surat, membuat artikel ilmiah, karya ilmiah, tugas akhir, skripsi dan lain sebagainya. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana budaya dipakai dalam berkomunikasi, bertutur sosial, bernyanyi, dan sebagainya. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana susastra dipakai pada saat membuat karya sastra berupa puisi, prosa dan drama.
Ketiga hal di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana ilmu pengetahuan, budaya, dan susastra telah berjalan dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.

B.     RAGAM LISAN DAN RAGAM TULIS
Wilayah pemakaian bahasa Indonesia sangat luas, sehingga mengakibatkan bermacam-macam pula latar belakang penuturnya. Hal itu menjadikan bahasa Indonesia sangat beragam. Adanya bermacam-macam ragam bahasa disesuaikan dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.
Bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia ragam tulis. Kaidah yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis. Kedua ragam itu berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut.
1.      Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam lisan tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.
2.      Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Hal itu disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan atau intonasi. Di dalam ragam tulis unsur-unsur fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan itu.
3.      Ragam lisan terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang itu. Sebaliknya, ragam tulis tidak terikat oleh situali, kondisi, ruang, dan waktu. Suatu tulisan dalam sebuha buku yang ditulis oleh seorang penulis di Indonesia dapat dipahami oleh orang yang berada di Amerika atau Inggris. Sebuah buku ysng ditulis pada tahun 1985 akan dapat dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup tahun 2008.
4.      Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.

C.     RAGAM BAKU DAN RAGAM TIDAK BAKU
Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakaiannya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

D.    RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM BAKU LISAN
Dalam kehidupan berbahasa, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis; ragam baku dan ragam tidak baku. Oleh sebab itu, muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya.
Penggunaan ragam baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya ragam darerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapat dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengartuh logat atau dialek daerahnya.

E.     RAGAM SOSIAL DAN RAGAM FUNGSIONAL
Baik ragam lisan maupun ragam tulis bahasa Indonesia ditandai pula oleh adanya ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan aidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar