BAHASA
INDONESIA
DENGAN
BERBAGAI RAGAMNYA
A. PENTING
ATAU TIDAKNYA BAHASA INDONESIA
Sebuah
bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu
jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam
sarana ilmu, budaya, dan susastra.
1. Dipandang
dari Jumlah Penutur
Ada
dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa
Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga Indonesia.
Bahasa pertama yang dikuasai seseorang adalah bahasa daerah. Bahasa Indonesia
baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah.
Berdasarkan
keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan bahasa
Indonesia sebagai “bahasa ibu” tidak besar jumlahnya. Apabila kita memandang
bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu”, bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan
tetapi, pandangan kita tidak tertuju pada masalah “bahasa ibu”. Jumlah penutur
yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa kedua. Penutur bahasa Indonesia lebih dari 240 juta orang ditambah
dengan penutur-penutur yang berbeda di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahsa bahasa Indonesia sangat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.
2. Dipandang
dari Luas Penyebarannya
Penyebaran
suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh sebab itu,
tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur. Penutur
bahasa Indonesia telah tersebar dari Sabang sampai Merauke. Daerah ini masih
harus ditambah dengan daerah-daerah lain, sperti Australia, Belanda, Rusia, dan
Jepang. Luas penyebaran ini dapat dilihat pula pada beberapa universitas di
luar negeri yang membuka jurusan Bahasa Indonesia. Keadaan daerah penyebaran
ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di antara
bahasa-bahasa dunia.
3. Dipandang
dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Susastra
Sejalan
dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa sebagai
sarana ilmu, budaya, dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau
tidaknya bahasa tersebut. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana ilmu
dipakai pada saat menulis surat, membuat artikel ilmiah, karya ilmiah, tugas
akhir, skripsi dan lain sebagainya. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana
budaya dipakai dalam berkomunikasi, bertutur sosial, bernyanyi, dan sebagainya.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana susastra dipakai pada saat membuat karya
sastra berupa puisi, prosa dan drama.
Ketiga
hal di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana ilmu
pengetahuan, budaya, dan susastra telah berjalan dengan baik. Hal ini
membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.
B. RAGAM
LISAN DAN RAGAM TULIS
Wilayah
pemakaian bahasa Indonesia sangat luas, sehingga mengakibatkan bermacam-macam
pula latar belakang penuturnya. Hal itu menjadikan bahasa Indonesia sangat
beragam. Adanya bermacam-macam ragam bahasa disesuaikan dengan fungsi,
kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa pada pokoknya dapat
dibagi dalam dua bagian, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.
Bahasa
Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia ragam tulis.
Kaidah yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis.
Kedua ragam itu berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut.
1. Ragam
lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan
pembicara, sedangkan ragam lisan tidak mengharuskan adanya teman bicara berada
di depan.
2. Di
dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan
objek tidak selalu dinyatakan. Hal itu disebabkan oleh bahasa yang digunakan
itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan atau intonasi. Di
dalam ragam tulis unsur-unsur fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis
tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam
tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan itu.
3. Ragam
lisan terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Apa yang dibicarakan
secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah hanya akan berarti dan berlaku untuk
waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra
belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang itu.
Sebaliknya, ragam tulis tidak terikat oleh situali, kondisi, ruang, dan waktu.
Suatu tulisan dalam sebuha buku yang ditulis oleh seorang penulis di Indonesia
dapat dipahami oleh orang yang berada di Amerika atau Inggris. Sebuah buku ysng
ditulis pada tahun 1985 akan dapat dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup
tahun 2008.
4. Ragam
lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan
ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.
C. RAGAM
BAKU DAN RAGAM TIDAK BAKU
Pada
dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam
tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakaiannya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka
rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang
tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam
baku.
D. RAGAM
BAKU TULIS DAN RAGAM BAKU LISAN
Dalam
kehidupan berbahasa, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis; ragam
baku dan ragam tidak baku. Oleh sebab itu, muncul ragam baku tulis dan ragam
baku lisan. Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam
buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya.
Penggunaan
ragam baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya ragam darerah yang
terdengar dalam ucapan. Seseorang dapat dikatakan berbahasa lisan yang baku
kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengartuh logat atau dialek
daerahnya.
E. RAGAM
SOSIAL DAN RAGAM FUNGSIONAL
Baik
ragam lisan maupun ragam tulis bahasa Indonesia ditandai pula oleh adanya ragam
sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan aidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional, adalah
ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau
kegiatan tertentu lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar